Halaman

Senin, 18 November 2013

Makalah Tentang Pentingnya EYD Dan Pemakaian Kalimat Efektif

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam makalah yang berjudul “EYD I” ini, hal yang melatar belakangi kelompok III dalam menyelesaikannya adalah untuk mengungkapkan seberapa pentingnya EYD ini dipergunakan dalam berbahasa Indonesia sehingga mempengaruhi tata baca dan ejaan pada Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kelompok III ingin mengungkapkan paparan tentang hal tersebut melalui pembuatan makalah “EYD I” ini.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan EYD?
2. Bagaimanakah cara pemakaian huruf dan penulisan huruf dan kata dalam EYD itu?
3. Manfaat apakah yang diperoleh dari mempelajari EY ?

1.3 Manfaat Makalah
Sedangkan manfaat yang di peroleh dalam makalah yang berjudul “EYD I” adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apakah yang di maksud dengan EYD
2. Mengetahui cara pemakaian huruf dan penulisan huruf dan kata dalam EYD dan,
3. Mengetahui manfaat mempelajari EYD.



1.4 Tujuan Penulis
Tujuan penulis unutk menulis tulisan ini adalah agar pembaca lebih memperhatikan EYD dan memakai kalimat yang efektif yang telah di pakai oleh nenekmoyang kita terdahulu.

BAB II
Landasan Teori
1.3 Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup EYD mencangkup lima aspek, yaitu:
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan unsure serapan
5. Pemakaian Tanda Baca
2.2 Macam-macam tanda baca
Tanda tanda baca yang dipakai dalam penuisan yaitu:
1. Tanda titik(.)
2. Tanda koma(,)
3. Tanda titik koma(;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung(-)
6. Tanda pisah (_)
7. Tanda elipis(…)
8. Tanda Tanya(?)
9. Tanda seru(!)
10. Tanda kurung((…))
11. Tanda kurung siku([…])
12. Tanda petik ganda(“…”)
13. Tanda petik tunggal(‘…’)
14. Tanda garis miring(/)
15. Tanda penyingkat(‘)

BAB. III
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
EYD di sini di artikan sebagai tata bahasa yang di sempurnakan. Dengan kata lain EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur pengertian diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail.
EYD (ejaan yang disempurnakan) adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur pengertian diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia. 

2.2 Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf di dalam abjadnya dari A sampai Z. Beberapa di antaranya merupakan usaha memajukan ejaan bahasa Indonesia sehingga dapat mengikuti perkembangan kosa katanya. 
A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia terdiri dari huruf berikut :
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama
A a J j S Es
B be K ka T Te
C ce L el U U
D de M em V Ve
E e N en W We
F ef O o X Eks
G ge P pe Y Ye
H ha Q ki Z Zet
I I R er 
B. Huruf Vokal
Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, I,
o, dan u.
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, h, j,
k, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi. Misalnya : pandai, saudara dan amboi.
E. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Misalnya : khusus, ngilu, nyata dan syarat.
F. Pemenggalan Kata 
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :
a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua huruf
vokal itu. Misalnya : ma-in, sa-at
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, diantara dua buah
huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya : ba-pak, ba-rang, su-lit.
C. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya : man-di, som-bong, swas-ta.
D.Jika ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan antar huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya : in-stru-men, ul-tra, bang-krut.
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanyaa ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris. Misalnya : makan-an, me- rasa-kan, mem-bantu.
3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakuakan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah1a, 1b, 1c dan 1d di atas.
Misalnya :
foto-grafi, fo-to-gr-afi,
kilo-meter,ki-lo-me-ter
pasca-panen,pas-ca-pa-nen
2.3 Penulisan Huruf
a. Huruf Kapital atau Huruf Besar
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. 
Contoh : Saya membaca buku.
B. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh : Adik bertanya, “ Kenapa kita pulang ?”
C. Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh : Tuhan merahmati hamba- Nya.
D. Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang di
ikuti nama orang.
Contoh : Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Sulaiman, Dia baru saja diangkat menjadi Sultan.
E. Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh : Presiden Soekarno, Wakil Presiden Adam Malik.
F. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sebagi nama orang.
Contoh : Muhammad Maulana Rizki, Syarifah Masitoh
g. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh : bangsa Indonesia, suku Melayu, bahasa Arab.
H. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya dan peristiwa
sejarah.
Contoh : tahun Masehi, bulan Januari, hari Selasa, hari Lebaran, Proklamasi Kemerdekaan.
I. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama khas dalam Geografi.
Contoh ; Peta Sumatra, Danau Toba, Sungai Musi.
J. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama badan resmi, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan serta nama dokumen resmi
Contoh: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Luar Negeri, Undang – Undang Dasar
Republik Indonesia.
K. Huruf Kapital dipakai sebagai Huruf pertama nama semua kata didalam nama buku,majalah,surat kabar , kecuali kata partikel , seperti di,ke,dari,untuk,dan,yang untuk,yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh: Dari Gajah Mada ke Jalan Gatot Subroto , Gaul ,Analisa
l .Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam singkatan nama gelar,pangkat, dan sapaan.
Contoh: a.di depan nama :
Dr. Doktor
Prof. Profesor
b.di belakang nama
M.A. Master of Arts
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak,ibu,saudara,kakak,adik dan paman yang dipakai sebagai ganti sapaan.
Contoh : Apakah Ibu jadi ke Belawan besok?
B.Huruf Miring
a. Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,majalah,dan surat kabar yang
dikutip dalam karangan.
Contoh : Majalah Bahasa dan Kesusastraan
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,bagian kata atau kelompok kata.
Contoh: Huruf pertama kata ajeg ialah a 
c.Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing , kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi garis dibawahnya.
Contoh: Weltarschauung diterjemahkan menjadi “ pandangan hidup”. 
4.Penulisan Kata
Hal-hal yang akan dibicarakan yaitu sebagai berikut : 
a). Kata Dasar
Kata Dasar di tulis sebagai satu kesatuan. Contoh : pagar, rumah, tanah
b). Kata Turunan
(1) Imbuhan (awalan, akhiran, sisipan) di tulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: berduri, diangkat.
(2) Awalan atau akhiran di tulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atau mendahuluinya bila bentuk dasarnya gabungan kata. Contoh: bertanggung jawab, membabi buta.
(3) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran maka kata-kata itu ditulis serangkai. Contoh: memberitahukan, penyalahgunaan.
(4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka gabungan itu ditulis serangkai. Contoh: Pancasila, antarkota.
C. Kata Ulang
Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: lari-lari, sayur-mayur.
D. Gabungan Kata
(1) Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, kambing hitam.
(2) Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubungun untuk
menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh: alat pandang- dengar, ibu-bapak, anak pegawai-teras, buku sejarah-lama.
(3) Gabungan kata yang sudah di anggap satu kata di tulis serangkai.
Contoh: Alhamdulillah, akhirulkalam, daripada, bumiputra.
e. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; kau, mu¸dan nya ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya. 
Contoh : Buku ini ku baca.
Jangan sampai kau melupakan hal itu!
Itu bukan milikmu.

f. Kata Depan di, ke dan dari
Kata Depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. 
Contoh :Kiki pergi ke Jakarta.
Lilis berasal dari Sumatera Utara.
Erva berdiri di depan tugu Monas.
g. Kata Sandang si dan sang
Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh : Anak itu digelari sang pengembara.
Syarifah tidak menyukai si malas itu.
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
EYD disini di artikan sebagai tata bahasa yang di sempurnakan. Dengan kata lain EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur pengertian diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia.
Ejaan Bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf di dalam abjadnya dari A sampai Z. Beberapa di antaranya merupakan usaha memajukan ejaan bahasa Indonesia sehingga dapat mengikuti perkembangan kosa katanya. Huruf-huruf tersebut terdiri dari huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, dan gabungan huruf konsonan. 
Dalam EYD, terdapat aturan-aturan untuk dapat disebut ejaan yang sempurna. Yakni: pemenggalan kata pada kata dasar, penulisan huruf seperti penggunaan huruf kapital atau huruf besar dan penggunaan huruf miring. 
3.2. Saran
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan yang telah sesuai dengan perkembangan bahasa sekarang ini. Sehingga dalam pembuatan karya tulis khususnya yang ilmiah itu harus menggunakan EYD dengan tetap memperhatikan penggunaan huruf hingga pembentukan kata dan kalimat dengan tanda-tanda baca yang tepat dan sesuai.

DAFTAR PUSTAKA
Kushartanti dkk, Pesona Bahasa. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta:2005
Jurnal: www.google.com/http//:penggunaaneyd/masyarakatkotajambi/,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar