BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam makalah yang berjudul “EYD
I” ini, hal yang melatar belakangi kelompok III dalam menyelesaikannya adalah
untuk mengungkapkan seberapa pentingnya EYD ini dipergunakan dalam berbahasa
Indonesia sehingga mempengaruhi tata baca dan ejaan pada Bahasa Indonesia. Oleh
karena itu, kelompok III ingin mengungkapkan paparan tentang hal tersebut
melalui pembuatan makalah “EYD I” ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan
masalah yang dikemukakan dalam makalah adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan
EYD?
2. Bagaimanakah cara pemakaian
huruf dan penulisan huruf dan kata dalam EYD itu?
3. Manfaat apakah yang diperoleh
dari mempelajari EY ?
1.3 Manfaat Makalah
Sedangkan manfaat yang di peroleh
dalam makalah yang berjudul “EYD I” adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apakah yang di
maksud dengan EYD
2. Mengetahui cara pemakaian
huruf dan penulisan huruf dan kata dalam EYD dan,
3. Mengetahui manfaat mempelajari
EYD.
1.4 Tujuan Penulis
Tujuan penulis unutk menulis
tulisan ini adalah agar pembaca lebih memperhatikan EYD dan memakai kalimat
yang efektif yang telah di pakai oleh nenekmoyang kita terdahulu.
BAB II
Landasan Teori
1.3 Ruang Lingkup Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup EYD mencangkup lima
aspek, yaitu:
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan unsure serapan
5. Pemakaian Tanda Baca
2.2 Macam-macam tanda baca
Tanda tanda baca yang dipakai
dalam penuisan yaitu:
1. Tanda titik(.)
2. Tanda koma(,)
3. Tanda titik koma(;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung(-)
6. Tanda pisah (_)
7. Tanda elipis(…)
8. Tanda Tanya(?)
9. Tanda seru(!)
10. Tanda kurung((…))
11. Tanda kurung siku([…])
12. Tanda petik ganda(“…”)
13. Tanda petik tunggal(‘…’)
14. Tanda garis miring(/)
15. Tanda penyingkat(‘)
BAB. III
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan)
EYD di sini di artikan sebagai
tata bahasa yang di sempurnakan. Dengan kata lain EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur
pengertian diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia. Dalam penulisan
karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya
tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail.
EYD (ejaan yang disempurnakan)
adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur pengertian diksi atau
pilihan kata dalam bahasa Indonesia.
2.2 Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia
menggunakan 26 huruf di dalam abjadnya dari A sampai Z. Beberapa di antaranya
merupakan usaha memajukan ejaan bahasa Indonesia sehingga dapat mengikuti
perkembangan kosa katanya.
A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa
Indonesia terdiri dari huruf berikut :
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama
A a J j S Es
B be K ka T Te
C ce L el U U
D de M em V Ve
E e N en W We
F ef O o X Eks
G ge P pe Y Ye
H ha Q ki Z Zet
I I R er
B. Huruf Vokal
Huruf vokal adalah huruf yang
melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, I,
o, dan u.
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan
dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, h, j,
k, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x,
y, dan z.
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia
terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi. Misalnya : pandai,
saudara dan amboi.
E. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia
terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan
sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Misalnya : khusus, ngilu,
nyata dan syarat.
F. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata
dasar dilakukan sebagai berikut :
a. Jika di tengah kata ada vokal
yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua huruf
vokal itu. Misalnya : ma-in,
sa-at
b. Jika di tengah kata ada huruf
konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, diantara dua buah
huruf vokal, pemenggalan
dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya : ba-pak, ba-rang, su-lit.
C. Jika di tengah kata ada dua
huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan antara kedua huruf
konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya :
man-di, som-bong, swas-ta.
D.Jika ditengah kata ada tiga
buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan antar huruf konsonan yang
pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya : in-stru-men, ul-tra,
bang-krut.
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan
awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang
biasanyaa ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada
pergantian baris. Misalnya : makan-an, me- rasa-kan, mem-bantu.
3. Jika suatu kata terdiri atas
lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur
lain, pemenggalan dapat dilakuakan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada
unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah1a, 1b, 1c dan 1d di atas.
Misalnya :
foto-grafi, fo-to-gr-afi,
kilo-meter,ki-lo-me-ter
pasca-panen,pas-ca-pa-nen
2.3 Penulisan Huruf
a. Huruf Kapital atau Huruf Besar
a. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh : Saya membaca buku.
B. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama petikan langsung.
Contoh : Adik bertanya, “ Kenapa
kita pulang ?”
C. Huruf kapital dipakai sebagi
huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan dan kitab suci, termasuk
kata ganti untuk Tuhan.
Contoh : Tuhan merahmati hamba-
Nya.
D. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang di
ikuti nama orang.
Contoh : Sultan Hasanuddin, Haji
Agus Salim, Nabi Sulaiman, Dia baru saja diangkat menjadi Sultan.
E. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh : Presiden Soekarno, Wakil
Presiden Adam Malik.
F. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama sebagi nama orang.
Contoh : Muhammad Maulana Rizki,
Syarifah Masitoh
g. Huruf kapital yang dipakai
sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh : bangsa Indonesia, suku
Melayu, bahasa Arab.
H. Huruf kapital yang dipakai
sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya dan peristiwa
sejarah.
Contoh : tahun Masehi, bulan
Januari, hari Selasa, hari Lebaran, Proklamasi Kemerdekaan.
I. Huruf kapital sebagai huruf
pertama nama khas dalam Geografi.
Contoh ; Peta Sumatra, Danau
Toba, Sungai Musi.
J. Huruf kapital sebagai huruf
pertama nama badan resmi, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan serta nama dokumen
resmi
Contoh: Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Departemen Luar Negeri, Undang – Undang Dasar
Republik Indonesia.
K. Huruf Kapital dipakai sebagai
Huruf pertama nama semua kata didalam nama buku,majalah,surat kabar , kecuali
kata partikel , seperti di,ke,dari,untuk,dan,yang untuk,yang tidak terletak
pada posisi awal.
Contoh: Dari Gajah Mada ke Jalan
Gatot Subroto , Gaul ,Analisa
l .Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama dalam singkatan nama gelar,pangkat, dan sapaan.
Contoh: a.di depan nama :
Dr. Doktor
Prof. Profesor
b.di belakang nama
M.A. Master of Arts
m. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak,ibu,saudara,kakak,adik dan paman yang dipakai sebagai ganti sapaan.
Contoh : Apakah Ibu jadi ke
Belawan besok?
B.Huruf Miring
a. Huruf Miring dalam cetakan
dipakai untuk menuliskan nama buku,majalah,dan surat kabar yang
dikutip dalam karangan.
Contoh : Majalah Bahasa dan
Kesusastraan
b. Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,bagian kata atau kelompok kata.
Contoh: Huruf pertama kata ajeg
ialah a
c.Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing , kecuali yang
sudah disesuaikan ejaannya.Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata
yang akan dicetak miring diberi garis dibawahnya.
Contoh: Weltarschauung
diterjemahkan menjadi “ pandangan hidup”.
4.Penulisan Kata
Hal-hal yang akan dibicarakan
yaitu sebagai berikut :
a). Kata Dasar
Kata Dasar di tulis sebagai satu
kesatuan. Contoh : pagar, rumah, tanah
b). Kata Turunan
(1) Imbuhan (awalan, akhiran,
sisipan) di tulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: berduri, diangkat.
(2) Awalan atau akhiran di tulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atau mendahuluinya bila bentuk
dasarnya gabungan kata. Contoh: bertanggung jawab, membabi buta.
(3) Jika bentuk dasar berupa
gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran maka kata-kata itu
ditulis serangkai. Contoh: memberitahukan, penyalahgunaan.
(4) Jika salah satu unsur
gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka gabungan itu ditulis
serangkai. Contoh: Pancasila, antarkota.
C. Kata Ulang
Kata ulang ditulis lengkap dengan
menggunakan tanda hubung.
Contoh: lari-lari, sayur-mayur.
D. Gabungan Kata
(1) Gabungan kata yang biasa
disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Contoh: duta besar, orang tua, kambing hitam.
(2) Gabungan kata yang mungkin
menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubungun untuk
menegaskan pertalian di antara
unsur yang bersangkutan.
Contoh: alat pandang- dengar,
ibu-bapak, anak pegawai-teras, buku sejarah-lama.
(3) Gabungan kata yang sudah di
anggap satu kata di tulis serangkai.
Contoh: Alhamdulillah,
akhirulkalam, daripada, bumiputra.
e. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya; kau, mu¸dan nya ditulis
serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh : Buku ini ku baca.
Jangan sampai kau melupakan hal
itu!
Itu bukan milikmu.
f. Kata Depan di, ke dan dari
Kata Depan di, ke dan dari
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh :Kiki pergi ke Jakarta.
Lilis berasal dari Sumatera
Utara.
Erva berdiri di depan tugu Monas.
g. Kata Sandang si dan sang
Kata sandang si dan sang ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh : Anak itu digelari sang
pengembara.
Syarifah tidak menyukai si malas
itu.
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
EYD disini di artikan sebagai
tata bahasa yang di sempurnakan. Dengan kata lain EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur
pengertian diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia.
Ejaan Bahasa Indonesia
menggunakan 26 huruf di dalam abjadnya dari A sampai Z. Beberapa di antaranya
merupakan usaha memajukan ejaan bahasa Indonesia sehingga dapat mengikuti
perkembangan kosa katanya. Huruf-huruf tersebut terdiri dari huruf vokal, huruf
konsonan, huruf diftong, dan gabungan huruf konsonan.
Dalam EYD, terdapat aturan-aturan
untuk dapat disebut ejaan yang sempurna. Yakni: pemenggalan kata pada kata
dasar, penulisan huruf seperti penggunaan huruf kapital atau huruf besar dan
penggunaan huruf miring.
3.2. Saran
Ejaan yang disempurnakan adalah
ejaan yang telah sesuai dengan perkembangan bahasa sekarang ini. Sehingga dalam
pembuatan karya tulis khususnya yang ilmiah itu harus menggunakan EYD dengan
tetap memperhatikan penggunaan huruf hingga pembentukan kata dan kalimat dengan
tanda-tanda baca yang tepat dan sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Kushartanti dkk, Pesona Bahasa.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta:2005
Jurnal: www.google.com/http//:penggunaaneyd/masyarakatkotajambi/,
Jurnal: www.google.com/http//:penggunaaneyd/masyarakatkotajambi/,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar