Departementalisasi
Departementalisasi
adalah upaya mengelompokan aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas-aktivitas dan
hubungan yang serupa dan logis dapat diselenggarakan secara serempak.
Pertimbangan manajerial yang penting dalam pembentukan departemen adalah dalam
menentukan dasar-dasar pengelompokan pekerjaan atau Pengertian
Adalah
pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat
biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead pabrik.
Dalam
departementalisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead dihitung untuk
setiap departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda
diantara departemen-departemen produksi yang ada. Oleh karena itu
departementalisasi biaya overhead pabrik memerlukan pembagian perusahaan ke
dalam departemen-departemen untuk memudahkan pengumpulan biaya overhead
pabrik yang terjadi. Departemen-departemen inilah yang merupakan pusat-pusat
biaya yang merupakan tempat ditandingkannya biaya dengan prestasi yang
dihasilkan oleh departemen tersebut..
Lima
dasar departementalisasi adalah: fungsional, proses, produk, pelanggan, dan
georafi.
1) Lini
Fungsional. Masing-masing departemen fungsional mengerjakan bagiannya terpisah
dari keseluruhan perusahaan.
2) Lini
Proses. Masing-masing departemen proses mengerjakan bagiannya terpisah dari
keseluruhan proses produksi.
3) Lini
Produk. Masing-masing departemen memproduksi dan menjual satu produk tertentu.
4) Lini
Pelanggan. Masing-masing dari departemen pelanggan memenuhi kebutuhan produk
dan jasa konsumen tertentu.
5) Lini
geografis. Masing-masing departemen wilayah meproduksi dan menjadi produk di
wilayah.
Macam
departementasi yaitu:
a) Departementasi
Fungsional, mengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk
membentuak satuan organisasi.
b) Departementasi
Devisional, dengan membagi divisi-divisi atas dasar:
1.
Struktur Organisasi Divisional atas dasar produk.
2.
Struktur Organisasi Divisional atas dasar wilayah.
3.
Struktur Organisasi Divisional atas dasar langganan.
4.
Struktur Organisasi Dicvisional atas dasar proses.
5.
Struktur Organisasi Divisional atas dasar alphanumerical.
4. Rentang
Kendali
Rentang
kendali adalah istilah yang sekarang digunakan lebih umum dalam manajemen
bisnis, terutama pada manajemen sumber daya manusia. Rentang kendali mengacu
pada jumlah bawahan supervisor memiliki. Rentang kendali sering disebut juga
Span of Management, Span of Executive atau Span of Authority Adalah batas
jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara effektif
oleh seorang manager.
Ø Perlunya
rentang kendali dalam organisasi:
o
Karena keterbatasan waktu
o
Karena keterbatasan pengetahuan
o
Karena keterbatasan kemampuan
o
Karena keterbatasan perhatian
o
Rentang Kendali setiap pemimpin / manager tidak sama (relatif)
Ø Faktor-faktor
yang membatasi rentang kendali yaitu:
o
Sifat dan terperincinya rencana
o
Latihan-latihan dalam perusahaan
o
Posisi Manager dalam perusahaan
o
Dinamis & Statisnya Organisasi
o
Efektivitas Komunikasi
o
Tipe pekerjaan yang dilakukan
o
Kecakapan & Pengalaman Manager
o
Span of Personality and Energy
o
Dedikasi dan Partisipasi bawahan
Manfaat
Departementalisasi
biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian
penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah
dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya sehingga
dengan demikian akan memperjelas tanggungjawab setiap biaya yang terjadi dalam
departemen tertentu. Dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead pabrik yang
berbeda-beda untuk tiap departemen, maka pesanan atau produk yang melewati
suatu departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai
tarif dari departemen yang besangkutan. Hal ini mempunyai akibat terhadap
ketelitian terhadap penentuan harga pokok produk.
Departemen
Produksi dan Departemen Jasa
Pemilihan
Departemen Produksi
Faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis departemen yang diperlukan
untuk menetapkan tarif overhead departemental yang akurat adalah sebagai
berikut:
Kesamaan
operasi dan mesin di setiap departemen
Lokasi
dari operasi dan mesin
Tanggung
jawab atas produksi dan biaya
Hubungan
operasi terhadap aliran produk
Jumlah
departemen
Pemilihan
Departemen Jasa
Jasa
yang memberikan manfaat kepada departemen produksi dan departemen jasa lain,
dapat diatur dengan cara (1) menetapkan departemen jasa yang terpisah untuk
setiap fungsi, (2) menggabungkan berbagai fungsi ke dalam suatu departemen,atau
(3) menempatkan beberapa biaya jasa dalam suatu departemen yang disebut tempat
penampungan biaya umum pabrik.
Biaya
Langsung Departemental
Biaya
langsung departemental dapat dibagi menjadi ke dalam kategori-kategori sebagai
berikut: (1) supervisi, tenaga kerja tidak langsung, dan lembur, (2) tunjangan
tenaga kerja, (3) bahan baku tidak langsung dan perlengkapan, (4) perbaikan dan
pemeliharaan, serta (5) langsung dengan departemen asalnya, tanpa memperdulikan
apakah departemen tersebut adalah departemen produksi atau departemen jasa.
Biaya
Tidak Langsung Departemental
Biaya
departemental tidak langsung merupakan biaya overhead yang tidak dapat
ditelusuri secara langsung ke departemen karena penggunaan biaya tersebut
secara bersama-sama. Misalnya ; sewa gedung, penyusutan, asuransi kebakaran,
utilitas dsbnya. Memilih dasar yang sesuai untuk mengalokasikan sebagian
besar dari biaya tidak langsung departemental adalah sulit dan besrifat
arbitrer. Alokasi harus didasarkan pada salah satu dari daftar berikut:
Ukuran
konsumsi dari suatu sumber daya
Ukuran
output
Pengganti
yang mencerminkan sumber daya yang dikonsumsi
Alokasi
biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi. Ada dua macam metode
alokasi biaya overhead departemen pembantu:
Metode
alokasi langsung
BOP
dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode ini
digunakan apabila jasa departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen
produksi saja.
Metode
alokasi bertahap, yang terdiri dari:
Metode
ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya
dipakai oleh departemen produksi saja. Contoh: Departemen pembangkit tenaga
listrik memberikan jasa kepada departemen bengkel, sebaliknya departemen
pembangkit tenaga listrik menerima jasa reparasi dan pemeliharaan dari
departemen bengkel. Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua kelompok metode:
Metode
alokasi kontinu
Dalam
metode ini, BOP departemen pembantu yang saling memberikan jasa dialokasikan
secara terus-menerus sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan
menjadi tidak berarti.
Metode
aljabar
Dalam
metode ini, jumlah biaya tiap deprtemen pembantu dinyatakan dalam persamaan
aljabar.
i.
Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antar departemen pembantu. Metode yang termasuk dalam kelompok ini adalah
“metode urutan alokasi yang diatur”
Sumber: Mulyadi,
2002. Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Aditya Media
http://astria.blog.uns.ac.id/
terima kasih artikelnya bermanfaat
BalasHapus